Silahisabungan,
Jangan Sampai Terulang, Berikut hal usaha yang dapat dicoba menjaga keberedaan ikan pora pora di Danau Toba
Ilustrasi menangkap ikan pora pora |
Awal kemunculan ikan pora pora di Kecamatan Silahisabungan, berkisar sekitar tahun 2004, awalnya ikan ini ditemukan oleh nelayan Silalahi Paropo, ikan ini mencapai harga Rp. 20.000 - Rp. 25.000 / Kgs, berlanjut kemudian, ikan ini ditembukan dengan jumlah yang tidak terbendung, membeludak bahkan sampai bisa terpijak bisa seseorang dengan sengaja berjalan di pinggir pantai tao Silalahi.
Bukan rasia umum lagi, khususnya di Desa Silalahi, ada banyak keluarga yang merasa cukup sangat terbantu dengan kehadiran ikan yang penampilan menarik ini, termasuk juga keluarga penulis artikel ini, tanpa modal apapun, seseorang bisa mendapatkan ikan pora - pora sampai 10 kgs, bahkan lebih hanya dalam waktu 30 - 60 menit saja, penulis bahkan sempat tidak pernah menyangka bahwa ikan yang membawa berkah ini tiba tiba hilang seolah ditelan bumi beberapa tahun lalu, bagaimana tidak di Desa Silalahi Paropo, Minimal 1-2 Ton Perhari ini ditangkap dan diperjual belikan, dipergunakan sesuai dengan kebutuhan masing masing penduduk yang menangkapnya, di anak anak sungai kecil, ikan ini seolah oleh berjumlah sebanyak pasir yang terlihat, ditangkap secara berulang - ulang, dan kemudian seolah tidak ada habisnya, namun kemudian alam berkata berbeda, ikan pemasang, (kala itu ikan sapu-sapu) menjadi kambing hitam atas menghilangnya ikan pora - pora dari Danau Toba.
Baca Juga:
Namun dialam bawah sadar kita, kita sebagai manusia adalah Pemasang ikan pora pora "Terkejam & terrakus" yang tak sadar akan apa yang kita lakukan, hal yang mungkin dapat kita lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibangding dengan ciptaan Tuhan lainnya, menjaga dan membudidayakan adalah salah satu hal yang bisa kita mulai, dimana pora pora sudah "sempat" menjadi teman yang baik untuk kita semua dalam urusan asap dapur, bahkan menabung juga dapat kita lakukan pada kala itu, sebut saja Produk Kryspi Pora Pora, Sebuah produk yang digagas dan dimulai oleh beberapa orang dari Desa desa yang ada di kecamatan Silahisabungan, yang dimana kemudian produksi kripik tersebut "Terpaksa" berhenti karena ketiadaan bahan Mentah, untuk menjaga keberadaan ikan Pora - Pora ini, diharapkan kita dengan menyadari dengan baik dan sepakat secara utuh, agar tidak menangkap ikan pora pora ini di ukuran kecil, yang memang kurang tepat untuk di konsumsi, hal ini tentunya demi menjaga dan mempertahakan keberlansungan ada ikan ini sebagai sumber mata pencaharian banyak orang, semoga dengan kejadian sempat hilangnya pora - pora, kita bisa menjadi manusia yang lebih bijak, lebih sadar, lebih sabar, dan lebih besyukur dengan rahmat yang diberikat-Nya kepada kita semua, Mari kita jaga bersama, kita pelihara bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak cucu kita, Kelak!
Sumber: Info Silahisabungan
Tags:
opini
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog Info Silahisabungan, untuk teman teman yang ingin memintakan Informasi lain seputar Silahisabungan, Silahkan sampaikan di Kolom Komentar, atau bisa langsung hubungi kami di kontak yang sudah tersedia.
Admin